DETEKSI
KOMPLIKASI DAN PENYULIT KALA II
DISTOSIA BAHU

Di susun oleh :
HANUM MAULINA (12.02.052)
AKADEMI
KEBIDANAN PAMENANG
2013/2014
Distosia
Bahu atau Bahu Macet
Distosia bahu secara
sederhana adalah kesulitan persalinan pada saat melahirkan bahu (varney, 2004). Pada presentasi kepala,
bahu anterior terjepit di atas simpisis pubis sehingga bahu tidak dapat
melewati panggul kecil atau bidang sempit panggul. Bahu posterior tertahan di
atas promontorium bagian atas. Distosia bahu terjadi jika bahu masuk kedalam
panggul kecil dengan diameter biakromial pada posisi anteroposterior dari
panggul sebagai pengganti diameter oblik panggul yang mana diameter oblik
sebesar 12,75 cm lebih panjang dari diameter anteroposterior (11 cm). Waktu
untuk menolong distosia bahu kurang lebih 5-10 menit.
Diagnosis
Distosia bahu dapat
dikenali apabila didapatkan adanya :
·
Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu
tertahan dan tidak dapat dilahirka.
·
Kepala bayi sudah lahir, tetapi tetap
menekan vulva dengan kencang.
·
Dagu tertarik dan menekan perineum.
·
Traksi pada kepala tidak berhasil
melahirkan bahu yang tetap tertahan di kranial simfisis pubis.
Indikasi
Distosia bahu
Syarat
·
Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga
dapat bekerjasama untuk menyelesaikan persalinan.
·
Masih memiliki kemampuan untuk mengedan
·
Jalan lahir dan pintu bawah panggul
memadai untuk akomodasi tubuh bayi.
·
Bayi masih hidup atau diharapkan dapat
bertahan hidup.
·
Bukan mostrum atau kelainan congenital
yang menghalangi keluarnya byi.
Predisposisi
distosia bahu
1.
Ibu mengalami diabetes militus.
Kemungkinan terjadi makrosomia pada janin. Makrosomia adalah berat badan janin
lebih besar dari 4000 gram.
2.
Adanya janin gemuk pada riwayat persalinan
terdahulu.
3.
Riwayat kesehatan keluarga ibu kandung
ada riwayat diabetes militus.
4.
Ibu mengalami obesitas sehingga ruang
gerak janin ketika melewati jalan lahir lebih sempit karena ada jaringan
berlebih pada jalan lahir dibanding ibu yang tidak mengalami obesitas.
5.
Riwayat janin tumbuh terus dan bertambah
besar setelah kelahiran.
6.
Hasil USG mengindikasikan adanya
makrosomia/janin besar. Dengan ditemukannya diameter biakromial pada bahu lebih
besar daripada diameter kepala.
7.
Adanya kesulitan pada riwayat persalinan
terdahulu.
8.
Terjadi cephalo pelvic disproportion
(CPD) yaitu adanya ketidak sesuaian antara kepala dan panggul yang diakibatkan
karena :
a.
Diameter anteroposterior panggul dibawah
ukuran normal.
b.
Abnormalitas panggul sebagai akibat dari
infeksi tulang panggul (rakhitis) dan kecelakaan.
9.
Fase aktif yang lebih panjang dari
keadaan normal. Fase aktif yang memanjang menandakan ada CPD.
10.
Penurunan kepala sangat lambat atau sama
sekali tidak terjadi penurunan kepala.
11.
Mekanisme persalinan tidak terjadi rotasi
dalam (putaran paksi dalam) sehingga memerlukan tindakan forsep atau vakum. Hal
ini menunjukkan adanya CPD dan mengindikasikan.
KOMPLIKASI
DISTOSIA BAHU PADA JANIN :
1.
Terjadi peningkatan insiden kesakitan
dan kematian intrapartum. Pada saat persalinan melahirkan bahu berisiko anoksia
sehingga dapat mengakibatkan kerusakan otak.
2.
Kerusakan saraf. Kerusakan atau
kelumpuhan pleksus brachial (Erb’s) dan keretakan bahkan sampai fraktur tulang
klavikula.
KOMPLIKASI
DISTOSIA BAHU PADA IBU :
1.
Laserasi daerah perenium dan vagina yang
luas.
2.
Gangguan psikologi sebagai dampak dari
pengalaman persalinan yang traumatik.
3.
Depresi jika janin cacat atau meninggal.
PENANGANAN
Secara sistematis
tindakan pertolongan distosia bahu adalah sebagai berikut :


Manuver
McRobert

Manuver
Rubin

Lahirkan
bahu posterior, atau posisi merangkak, atau manuver wood
Manuver
McRobert
1.
Memposisikan ibu dalam posisi McRobert
yaitu ibu terlentang, memfleksikan kedua paha sehingga lutut menjadi sedekat
mungkin ke dada dan rotasikan kedua kaki kearah luar (abduksi).
2.
Lakukan episotomi yang cukup lebar. (gabung episiotomi dan posisi McRobert akan
mempermudah bahu posterior melewati promontorium dan masuk ke dalam panggul).
3.
Mintalah asisten menekan suprasimfisis
kea rah posterior menggunakan pangkal tangannya untuk menekan bahu anterior
agar mau masuk dibawah simfisis.
4.
Lakukan tarikan pada kepala janin kea
rah posterokaudal dengan mantap.
(hindari tarikan
yang berlebihan karena akan mencederai pleksus brakhialis.
Setelah bahu anterior dilahirkan, langkah selanjutnya sama dengan pertolongan
presentasi kepala. Manuver ini cukup sederhana,aman,
dan dapat mengatasi sebagian besar distosia bahu derajat ringan sampai sedang.
Manuver
Rubin
Oleh karena diameter
anteroposterior pintu atas panggul lebih sempit daripada diameter oblik atau
tranversanya, maka apabila bahu dalam anteroposterior perlu diubah menjadi
posisi oblik atau transversa untuk memudahkan melahirkannya. Yang dapat dilakukan
adalah memutar bahu secara langsung dan menekan daerah suprapubik ke arah
dorsal.pada umumnya sulit menjangkau bahu anterior, sehingga pemutaran bahu
lebih mudah dilakukan pada bahu posteriornya.
1.
Masih dalam posisi McRobert, masukkan
tangan pada bagian posterior vagina, tekanlah daerah ketiak bayi sehingga bahu
berputar menjadi posisi oblik atau transversa.
2.
Ketika dilakukan penekanan supra pubik
pada posisi punggung janin anterior akan membuat bahu lebih abduksi.
3.
Lakukan tarikan kepala ke arah posterokaudal
dengan mantap untuk melahirkan bahu anterior.
Melahirkan bahu
posterior, posisi merangkak, atau manuver wood
1.
Melahirkan bahu posterior pertama kali
mengidentifikasi posisi punggung bayi.
2.
Masukkan tangan penolong yang
berseberangan dengan punggung bayi (punggung kanan berarti tangan kanan,
punggung kiri berarti tangan kiri) ke vagina.
3.
Temukan bahu posterior, telusuri lengan
atas dan buatlah sendi siku menjadi fleksi (bias dilakukan dengan menekan fossa
kubiti).
4.
Peganglah lengan bawah dan buatlah gerakan
mengusap ke arah dada bayi.
5.
Dengan bantuan tekanan suprasimfisis ke
arah posterior, lakukan tarikan kepala ke arah posterokaudal dengan mantap
untuk melahirkan bahu anterior.
Manfaat posisi
merangkak di dasarkan asumsi fleksibilitas sendi sakroiliaka bisa meningkatkan
diameter sagital pintu atas panggul sebesar 1-2 cm dan pengaruh gravitasi akan
membantu bahu posterior melewati promontorium. Pada posisi terlentang atau
litotomi, sendi sakroiliaka menjadi terbatas mobilitasnya.
Manuver
Wood
1.
Menggunakan dua jari dari tangan yang
berseberangan dengan punggung bayi (punggung kanan berarti tangan kanan,
punggung kiri berarti tangan kiri) yang diletakkan di bagian depan bahu
posterior.
2.
Bahu posterior dirotasi 180˚. (bahu
posterior menjadi bahu anterior, bahu anterior menjadi posterior)
PENATALAKSANAAN
DISTOSIA BAHU (APN tahun 2008)
1.
Mengenakan sarung tangan desinfeksi
tingkat tinggi atau steril.
2.
Melaksanakan episiotomi secukupnya
dengan didahului dengan anastesi lokal.
3.
Mengatur posisi ibu Manuver McRobert.
a.
Pada posisi ibu berbaring terlentang,
minta ibu menarik lututnya sejauh mungkin kearah dadanya dan diupayakan lurus.
Minta suami atau keluarga membantu.
b.
Lakukan penekan ke bawah dengan mantap
di atas simfisis pubis untuk menggerakkan bahu anterior diatas simfisis pubis.
Tidak diperbolehkan mendorong fundus uteri, berisiko terjadi ruptur uteri.

4.
Ganti posisi ibu dengan posisi
merangkak . coba bantu kelahiran bayi tersebut dengan melakukan tarikan
perlahan pada bahu anterior ke arah atas dengan hati-hati. Segera setelah bahu
anterior lahir, lahirkan bahu posterior dengan tarikan perlahan ke arah bawah
dengan hati-hati.
PENATALAKSANAAN
DISTOSIA BAHU MENURUT VARNEY (2007) :
1.
Bersikap releks. Hal ini akan
mengondisikan penolong untuk berkosentrasi dalam menangani situasi darurat
secara efektif.
2.
Memanggil dokter. Bila bidan masih terus
menolong sampai bayi lahir sebelum dokter dating, maka dokter akan menangani
perdarahan yang mungkin terjadi atau untuk tindakan resusitasi.
3.
Siapkan peralatan tindakan resusitasi.
4.
Menyiapkan peralatan dan obat-obatan
untuk penanganan perdarahan.
5.
Beritahu ibu prosedur yang akan
dilakukan.
6.
Atur posisi ibu McRobert.

7.
Cek posisi bahu. Ibu diminta tidak
mengejan. Putar bahu menjadi diameter oblik dari pelvis atau anteroposterior
bila melintang. Kelima jari satu tangan diletakkan pada dada janin, sedangkan
kelima jari tangan satunya pada punggung janin sebelah kiri. Perlu tindakan
secara hati-hati Karena tindakan ini dapat menyebabkan kerusakan pleksus syaraf
brakhialis.
8.
Meminta pendamping persalinan untuk
menekan daerah supra pubik untuk menekan kepala kearah bawah dan luar.
Hati-hati dalam melaksanakan tarikan kebawah karena dapat menimbulkan kerusakan
pleksus syaraf brakhialis. Cara menekan daerah supra pubik dengan cara kedua
tangan saling menumpuk diletakkan diatas simpisis. Selanjutnya ditekan kearah
luar bawah perut.
9.
Bila persalinan belum menunjukkan
kemajuan, kosongkan kandung kemih karena dapat mengganggu turunnya bahu,
melakukan episiotomy, melakukan pemeriksaan dalam, untuk mencari kemungkinan
adanya penyebab lain distokia bahu. Tangan di usahakan memeriksa kemungkinan :
a.
Tali pusat pendek
b.
Bertambah besarnya janin pada daerah
thorak dan abdomen oleh karena tumor
c.
Lingkaran bandl yang mengindikasikan
akan terjadi rupture uteri.
10.
Mencoba kembali melahirkan bahu. Bila
distokia bahu ringan, janin akan dapat dilahirkan

11.
Lakukan tindakan perasat seperti
menggunakan alat untuk membuka botol (corkscrew)
dengan cara seperti menggunakan prinsi skrub wood. Lakukan pemutaran dari bahu
belakang menjadi bahu depan searah jarum jam, kemudian di putar kembali dengan
posisi bahu belakang menjadi bahu depan berlawanan arah dengan jarum jam putar
180˚, lakukan gerakan pemutaran paling sedikit 4 kali, kemudian melahirkan bahu
dengan menekan kepada suprapubik.
12.
Bila belum berhasil, ulangi melakukan
pemutaran bahu janin seperti langkah 11.
13.
Bila tetap belum berhasil, maka langkah
selanjutnya mematahkan clavikula anterior kemudian melahirkan bahu anterior,
bahu posterior dan badan janin.
14.
Melakukan manuver zavenelli, yaitu suatu
tindakan untuk memasukkan kepala kembali kedalam jalan lahir dengan cara
menekan. Dinding posterior vagina, selanjutnya kepala janin ditahan dan
dimasukkan, kemudian dilakukan SC.
Setelah melakukan
prosedur pertolongan distosia bahu, tindakan selanjutnya melakukan proses
dekontaminasi dan pencegahan infeksi pascatindakan serta perawatan pasca
tindakan termasuk menuliskan laporan di lembar catatan medik dan memberikan
konseling pascatindakan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA
PERSALINAN
DENGAN
KASUS DISTOSIA BAHU TERHADAP Ny. T
DI RB RS YUKUM MEDICAL TAHUN
2007
Kala II, pukul 20.00 WIB
S
: 1. Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan
ingin mengedan
2. Ibu mengatakan
rasa sakit bertambah sering dan lama menjalar dari pinggang ke perut bagian
bawah
3. Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi persalinannya
O
: 1. His 4 x dalam 10, teratur lamanya >
40 detik
2. DJJ 145 x/menit, teratur
3. Pengeluaran dari vagina berupa blood slym yang makin banyak
4. Keadaan kandung kemih kosong
5. Pada inspeksi terlihat vulva membuka, anus mengembang, perineum
menonjol
6. PD, pukul 16.00 WIB dengan hasil :
a. Dinding vagina tidak ada kelainan
b. Portio tidak teraba
c. Pembukaan serviks 10 cm (lengkap)
d. Ketuban (-)
e. Presentasi kepala UUK kiri depan
f. Penurunan bagian terendah di Hodge IV
7. Tanda vital
TD : 120/80
mmHg
Pols : 82 x/menit
RR : 22
x/menit
Temp : 370 C
A
: Diagnosa : Ibu G2P1A0 hamil 38 minggu,
janin hidup tunggal, intrauterine, memanjang, presentasi kepala, inpartu kala
II fase aktif
Dasar
:
1. Ibu mengatakan hamil anak kedua
2. HPHT :
3. Umur kehamilan 38 minggu
4. His 4 x/10 menit, lamanya > 40 detik, teratur
5. Pada inspeksi tampak : vulva membuka, anus mengembang, perineum menonjol
6. Pada periksa dalam : Portio tidak teraba, pembukaan serviks 10
cm, ketuban (-), presentase kepala, UUK kiri depan, penurunan bagian terendahdi
Hodge IV.
7. DJJ : 145 x/menit, teratur, terdapat 1 puctum maximum
8. Leopold 1 : TFU pertengahan pusat dan px, pada fundus teraba bokong
9. Leopold 2 : Punggung kiri
10. Leopold 3 : Bagian bawah
teraba kepala
11. Leopold 4 : Bagian
terbawah janin sudah masuk PAP (divergen)
Masalah :
Distosia Bahu
Dasar
: 1. Kepala bayi telah lahir tetepi tetap
berada di vagina
2. Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi dalam
3. Kepala bayi tersangkut di perineum, seperti masuk kembali ke
dalam vagina (kepala kura-kura)
Kebutuhan :
1. Memberikan
dukungan terus-menerus kepada ibu
2. Menjaga kandung
kemih tetap kosong
3. Memimpin
meneran dan bernafas yang baik selama persalinan
4. Melakukan
pertolongan persalinan
Pelaksanaan :
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
a.
Beritahukan
keadaan itu : TD : 120/70 mmHg, Pols : 85 x/menit, RR : 23 x/menit, Temp : 370
C, keadaan umum ibu baik
b.
Beritahukan
hasil PD : pembukaan servik : 10 cm, Penurunan kepala : 1/5, molase : tidak ada
c.
Libatkan
keluarga dalam memberiklan dukungan psikologis
2. Pimpin ibu untuk meneran
a.
Anjurkan ibu
untuk mengedan saat his mulai mereda
b.
Anjurkan ibu
untuk mengedan seperti orang BAB keras dan kepala melihat ke fundus
3. Beritahu itu untuk bernafas yang baik selama persalinan
a.
Anjurkan ibu
untuk bernafas dengan teknik dog reathing
b.
Saat his hilang,
ajurkan ibu untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluargaan melalui mulut
c.
Berikan
minum diantara his
4. Siapkan pertolongan persalinan dengan teknik aseptik dan antiseptik
a.
Gunakan
alat-alat yang steril serta menggunakan sarung tangan
b.
Cuci tangan
sebelum dan sesudah tindakan
5. Lakukan pertolongan persalinan
a.
Tetap pimpin
ibu untuk meneran
b.
Terdapat distosia
bahu yaitu bahu anterior tertahan pada tulang symphisis
c.
Lakukan
episiotomi dengan memberikan anastesi lokal
d.
Lakukan
manuver Mc. Robert :
1. Dengan posisi ibu berbaring pada punggungnya, minta ibu untuk menarik
kedua lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya. Minta suami atau anggota
keluarga untuk membantu ibu.
2. Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke arah bawah (ke arah
anus ibu) untuk menggerakkan bahu anterior dibawah symphisis pubis.
Catatan : Jangan lakukan dorongan
dengan fundus, karena bahu akan lebih jauh dari rupture uteri
e.
Lahirkan
bahu belakang, bahu depan, dan tubuh bayi seluruhnya
6. Bayi lahir spontan pervaginam, tanggal 02-11-07 pukul 20.45 WIB, hidup,
jenis kelamin perempuan, BB : 4100 gram, PB : 50 cm
DAFTAR
PUSTAKA
Sumarah, Yani
widyastuti, dkk. 2008. Perawatan Ibu
Bersalin,fitramaya.yogyakarta.
.2013.Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
PT bina pustaka sarwono prawirohardjo. Jakarta.
Prawirohardjo,
Sarwono.2009. Ilmu Kebidana. PT bina
pustaka sarwono prawirohardjo. Jakarta.
.2008.Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar