Rabu, 06 November 2013

MERAWAT PAYUDARA



MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS
CARA MERAWAT PAYUDARA

logo pamenang.jpg

Di susun oleh :
Hanum Maulina (12.02.052)
1b

AKADEMI KEBIDANAN PAMENANG
2013/2014







KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan RahmatNya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas akademik dalam pembelajaran di Akademi Kebidanan PAMENANG BENDO-PARE.
Terselaikannya pembuatan Makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Dengan terselaikannya  pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terselesaikanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.


Pare,    September 2013


Penulis


























BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perawatan payudara pada masa nifas merupakan perawatan yang dilakukan untuk mempersiapkan payudara agar dalam kondisi baik saat menyusui bayinya, meliputi perawatan kebersihan payudara baik sebelum maupun sesudah menyusui. Perawatan puting susu yang lecet dan merawat puting susu agar tetap lemas, tidak keras dan tidak kering. Merawat payudara baik selama kehamilan maupun setelah bersalin. Selain akan menjaga bentuk payudara juga akan memperlancar keluarnya ASI. Keganasan payudara merupakan keganasan kedua pada wanita setelah keganasan mulut rahim. Oleh karena itu pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dua kali sehari.
Perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor intern yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri seperti selektivitasnya, pengalaman pribadi dan juga dipengaruhi oleh ekstern yaitu diluar manusia seperti sifat objek yang dijadikan sasaran hidup, kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap dan sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tertentu. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah perilaku dari masyarakat itu sendiri terhadap kesehatan yang meliputi aspek pengetahuan, sikap, maupun tindakan sehari-hari. Perilaku tersebut merupakan suatu pernyataan bahwa rendahnya cakupan program-program kesehatan, karena masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap norma hidup sehat.
1.2  Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
2) Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
3) Untuk menonjolkan puting susu

1.3 Rumusan Masalah
     a. pengertian perawatan payudara ?
     b. tujuan perawatan payudara?
     c. cara perawatan payudara?
           

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
         Breast care adalah suatu cara merawat payudara yang dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas untuk produksi ASI, selain itu untuk kebersihan payudara dan bentuk puting susu yang masuk ke dalam atau datar.  Puting susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi ibu untuk menyusui dengan baik dengan mengetahui sejak awal, ibu mempunyai waktu untuk mengusahakan agar puting susu lebih mudah sewaktu menyusui. Disamping itu juga sangat penting memperhatikan kebersihan personal hygine (Rustarmadji, 2005). Perawatan payudara pasca persalinan dimulai sedini mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan, hal ini dapat dilakukan 2 kali sehari.
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan pada masa laktasi akan mengeluarkan air susu. Payudara mungkin akan sedikit berubah warna sebelum kehamilan, areola (area yang mengelilingi puting susu) biasanya berwarna kemerahan, tetapi akan menjadi coklat dan mungkin akan mengalami pembesaran selama masa kehamilan dan masa menyusui. (Curtis. Glade. B, 1999).

2.2 TUJUAN PERAWATAN PAYUDARA
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
1) Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
2) Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
3) Untuk menonjolkan puting susu
4) Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
5) Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
6) Untuk memperbanyak produksi ASI
7) Untuk mengetahui adanya kelainan
Pelaksanaan perawatan payudara pasca persalinan dimulai sedini mungkin yaitu 1 – 2 hari sesudah bayi dilahirkan. Hal itu dilakukan 2 kali sehari.


2.3            HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
a.       Perawatan dilakukan secara teratur.
b.      Pelihara kebersihan sehari- hari.
c.       Pemasukan gizi ibu garus lebih baik dan banyak untuk mencukupi produksi ASI.
d.      Ibu harus percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya.
e.       Ibu harus merasa nyaman.
f.       Hindari rasa cemas dan sters karena akan menghambat refleks oksitosin.
g.      Pelaksanan perawatan payudara sebaiknya sedini mungkin,yaitu 1-2 hari setelah bayi lahir, lakukan 2 kali sehari.

2.4  PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

2.4.1 PERSIAPAN ALAT
1. Baby oil secukupnya.
2. Kapas secukupnya 
3. Waslap, 2 buah
4. Handuk bersih, 2 buah
5. Bengkok
6. 2 baskom berisi air (hangat dan dingin)
7. BH yang bersih dan terbuat dari katun
2.4.2  PERSIAPAN IBU
1. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan dengan handuk.
2. Baju ibu bagian depan dibuka
3. Pasang handuk
2.4.3 Pelaksanaan Perawatan Payudara
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan perawatan payudara pasca persalinan, yaitu:
1. Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4 menit, kemudian bersihkan dengan kapas minyak tadi.
2. Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk diputar kedalam 20 kali keluar 20 kali.
3. Penonjolan puting susu yaitu :
1) Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali
2) Dirangsang dengan menggunakan ujung waslap
3) Memakai pompa puting susu.
2.4.4  Pengurutan payudara
1) Telapak tangan petugas diberi baby oil kemudian diratakan
2) Peganglah payudara lalu diurut dari pangkal ke putting susu sebanyak 30 kali
3) Pijatlah puting susu pada daerah areola mammae untuk mengeluarkan colostrums.
4) Bersihkan payudara dengan air bersih memakai waslap.
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p2.jpghttp://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p1.jpgGambar 2.1. Pengurutan buah dada dari tengah ke samping kemudian ke bawah

Gambar 2.2. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah

http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p3.jpg
Gambar 2.3. Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke sampinng kemudian ke bawah
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/p4.jpg
Gambar 2.4. Pengurutan buah dada dari pangkal ke puting.


a. Pengurutan pertama
Basahi telapak tangan dengan babby  oil atau minyak kelapa.  Posisikan kedua telapak tangan di tengah dada antara kedua payudara. Lakukan penekanan atau pengurutan dari arah tengah  payudara ke arah samping, lalu lanjutkan dari atas ke arah puting susu dan terakhir dari kedua sisi payudara  kanan dan kiri ke arah puting susu. ( 20 – 30  kali gerakan )
b. Pengurutan kedua
Dengan Posisi kedua telapak tangan menekan payudara, lakukan pengurutan melingkar pada kedua payudara. Mulai dari arah dalam ke arah luar. ( 20 – 30 kali gerakan )
c. Pengurutan ke tiga
Telapak tangan kiri menyangga payudara kiri, lalu tangan kanan dikepalkan ( seperti menggenggam )
1. Perangsangan Payudara
Setelah selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin secara bergantian selama ± 5 menit (air hangat dahulu kemudian air dingin).  Kemudian pakailah BH (kutang) yang menyangga payudara. Diharapkan dengan melakukan perawatan payudara, baik sebelum maupun sesudah melahirkan, proses laktasi dapat berlangsung dengan sempurna.
2.5 Menstimulasi Reflex Oksitosin
Oksitosin adalah salah satu dari dua hormon yang dibentuk oleh sel-sel neuronal nuklei hipotalamik dan disimpan dalam lobus posterior pituitari, hormone lainnya adalah vasopressin. Ia memiliki kerja mengontraksikan uterus dan menginjeksi ASI.
Cara menstimulasi refleks oksitosin.
a.       Membantu ibu secara psikologis
1.      Membangkitkan rasa percaya diri.
2.      Mencoba mengurangi sumber rasa sakit dan rasa takut.
3.      Membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya.
b.      Membantu ibu mempraktekkannya. Membantu atau memberi nasehat kepada ibu untuk :
1.      Duduk, diam, sendirian atau dengan teman yang mendukung.
2.      Pegang bayi dengan kontak kulit dengan kulit jika memungkkinkan.
3.      Minum-minuman hangat yang meringankan.
4.      Menghangatkan payudara.
5.      Menstimulasi putting susunya.
6.      Mengurut atau mengusap ringan payudaranya.
7.      Minta bantuan seseorang untuk menggosok punggungnya.
c.       Menyiapkan wadah atau tempat untuk ASI perasan.
1)      Dipilih cangkir, gelas atau kendi bermulut lebar.
2)      Tempat atau wadah tersebut dicuci terlebih dahulu menggunakan sabun. Kecuali yang mengandung deterjen.
3)      Dituangkan air mendidih kedalam wadah atau tempat tersebut, ditunggu beberapa menit.
4)       Setelah siap untuk memeras ASI, buanglah air di dalam wadah atau tempat tersebut.
d.      Cara memeras ASI dengan tangan.
Cara ini harus dilakukan sendiri oleh ibu yang memiliki bayinya. Caranya ialah :
1)      Mencuci tangan dengan benar
2)      Duduk atau berdiri dengan nyaman, pegang wadah ASI dekat payudaranya.
3)      Letakkan ibu jarinya di payudara, diatas putting susu dan areola, sementara jari telunjuk diletakkan diantara bagian bawah putting susu dan areola, dibalik ibu jari. Kemudian menekan payudara dengan jari-jari lainnya.
4)      Tekan ibu jari dan telunjuknya ke dalam, ke arah dinding dada. Ibu harus mencegah tidak menekan terlalu dalam. Karena hal seperti itu dapat menyumbat saluran susu.
5)      Tekan payudaranya dibelakang puting dan areola, antara jari telunjuk dan ibu jari.
6)      Tekan dan lepaskan, tekan dan lepaskan. Kegiatan menekan dan melepaskan tidak boleh menyebabkan rasa sakit dan nyeri.
7)      Tekan areola dengan cara yang sama dari arah samping, untuk meyakinkan bahwa ASI ditekan dan seluruh segmen dalam payudara.
8)      Hindari menggosok dan mengoles jari-jari pada permukaan kulit.
9)      Hindari teknik mengaduk dan memutar puting susu.
10)  Peras satu payudara sekurang-kurangnya 3-5 menit, sehingga aliran menjadi pelan.
Perlu bidan menjelaskan untuk memeras ASI memerlukan waktu ± 20-30 menit. Penting sekali untuk diperhatikan, yakni jangan memeras dalam waktu yang lebih pendek.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       
 Pengeluaran ASI secara manual
a.    Jari dan ibu jaridiletakkan tiap sisi areola dan tekan ke dalam keluar dinding dada.
b.    Tekan didepan puting dan areola diantara ibu jari dan jari telunjuk.
c.    Tekanlah dari samping untuk mengosongkan semua segmen.

                                                                                                                                                                           
2.6 PERAWATAN PAYUDARA DENGAN MASALAH
2.6.1 Puting Lecet
Meyakinkan bahwa puting susu lecet dan retak bukan merupakan hal berbahaya dan tidak menghalangi ibu untuk terus menyusukan bayinya. Jika putting susu ibu lecet amati cara ibu menyusukan bayinya karena cara yang salah dapat menimbulkan hal tersebut. Untuk mencegah retak dan lecet ajarkan ibu untuk mengeluarkan sedikit ASInya kemudian dioleskan ke putting susunya. Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat ketika sedang mandi dan jangan menggunakan sabun, karena sabun bisa membuat puting susu kering dan iritasi.
2.6.2 Penyumbatan Kelenjar Payudara
Jelaskan cara mengkaji gejala dan tersumbatnya saluran ASI atau mastitis kepada ibu dan keluarganya. Mungkin mengalami gejala ata tanda adanya suatu penyumbatan antara lain : bintik atau garis merah atau panas pada salah satu atau kedua payudara, gumpalan atau pembengkakan yang terasa nyeri, demam (suhu lebih dari 38˚C). Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada area yang mengeras. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyusui, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif. Lanjutkan dengan mengeluarkan air susu dari payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah puting susu.
2.6.3 Pengerasan Payudara
Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa mambantu mengurangi pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusui dengan baik dan sudah mencapai berat badan ideal, ibu mungkin harus melakukan sesuatu untuk mengurangi tekanan pada payudara. Sebagi contoh, merendam kain dalam air hangat dan kemudian di tempelkan pada payudara atau mandi dengan air hangat sebelum menyuusi bayi. Mungkin ibu juga bisa mengeluarkan sejumlah kecil ASI sebelum menyusui, baik secara manual atau dengan menggunakan pompa payudara. Untuk pengerasan yang parah, gunakan kompres dingin atau es kemasan ketika tidak sedang menyusui untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan mengurangi pembengkakan (Nichol, 2005 : 194).
2.7 TIPS PERAWATAN PAYUDARA AGAR BERHASIL
1. Pengurutan harus diklakukan secara sistematis dan teratur minimal 2 kali sehari
2. Memperhatikan makanan dengan menu seimbang
3. Memperhatikan makanan dengan menu seimbang
4. Memperhatikan kebersihan sehari-hari
5. Memakai BH yang bersih dan menyokong payudara
6. Menghindari rokok dan minuman beralkohol
7. Istirahat cukup
8.  Jangan mengoleskan krim, minyak, alcohol, atau sabun pada putting susu







BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perawatan pasca melahirkan (masa nifas) merupakan perawatan selama enam minggu atau 40 hari. Pada masa ini, ibu mengalami perubahan fisik dan alat-alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil, masa laktasi (menyusui), maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru. Perawatan pasca melahirkan dapat dilakukan sendiri dan sesegera mungkin. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan antara lain.
3.2 SARAN
1. bagi bidan
            èagar selalu memberikan penyuluhan pada ibu dan masyarakat pentingnya merawat payudara pasca melahirkan, karena itu berpengaruh padaa produksi ASI ibu.
2. bagi ibu/ klien
            è agar seluruh ibu mampu merawat payudaranya pasca melahirkan dan ibu tidak hanya sekedar mengetahui pengetahuannya saja yang diberikan/samapaikan oleh bidan tetapi juga melaksanakan apa yang dianjurkan demi kebaikan dan kesehatan ibu dan bayi.













DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI (2012), Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, kemenkes RI, Jakarta
WWW. Google.com
Suherni, Hesty widyasih,dkk.(2009).perawatan masa nifas.  Fitramaya. Yogyakarta

1 komentar: