Rabu, 13 November 2013

POSISI OKSIPITALIS POSTERIOR PERSISTENS

ASUHAN KEBIDANAN pada PERSALINAN
POSISI OKSIPITALIS POSTERIOR PERSISTENS


Di susun oleh    :
1.    Cika Sudiro
2.    Hanum maulina
1b


AKADEMI KEBIDANAN PAMENANG
2013/2014

















Posisi oksipitalis posterior persistens adalah suatu keadaan dimana ubun-ubun kecil tidak berputar kedepan, sehingga tetap dibelakang.
ETIOLOGI
Salah satu sebab yaitu usaha penyesuaian kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul. Sebab lain yaitu otot-otot dasar panggul yang sudah lembek pada multipara atau kepala janin yang kecil dan bulat, sehingga tidak ada paksaan pada belakang kepala janin untuk memutar kedepan.
Mekanisme persalinan
Bila hubungan kepala janin cukup longgar, persalinan pada posisi oksipito posterior persistens dapat berlangsung secara spontan, tetapi pada umumnya lebih lama. Kepala janin akan lahir dalam keadaan muka dibawah simfisis dengan mekanisme sebagai berikut.
Setelah kepala mencapai dasar pangguldan ubun-ubun besar berada dibawah simfisis, dengan ubun-ubun besar tersebut sebagai hipomoklion, oksiput akan lahir melalui perineum, diikuti bagian kepala yang lain. Kelahiran janin dengan ubun-ubun kecil dibelakang menyebabkan renggangan yang besar pada vagina dan perineu, hal ini disebabkan karena kepla yang sudah dalam keadaan fleksi maksimal tidak dapat menambah fleksinya lagi. Selain itu seringkali fleksi kepala tidak dapat maksimal, sehingga kepala lahir melalui pintu bawah panggul dengan sirkumferensia frontooksipitalis yang lebih besar dibandingkan dengan sirkumferensia suboksipitobregmatika. Kedua keadaan tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada vagina dan perineum yang luas.
Prognosis
Jalannya persalinan pada posisisi oksipito posterior persistens sulit diramalkan hal ini disebabkan karena kemungkinan timbulnya kesulitan selalu ada. Persalinan pada umumnya berlangsung lebih lama, kemungkinan kerusakan jalan lahir lebih besar, sedangkan kematian perinatal lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan di mana ubun-ubun kecil berada di depan.
Penanganan
Ebaiknya dilakukan pengaaan persalinan yang ekama dengan harapan terjadinya persalinan spontan. Tindakan untuk mempercepat jalannya persalinan dilakukan apabila kala II terlalu lama, atau ada tanda-tanda bahaya terhadap janin.
Karena ekstraksi cunam pada persalinan letak belakang kepala akan lebih mudah bila ubun-ubun kecil berada didepan, maka harus diusahakan lebih dahulu apakah ubun-ubun kecil dapat diputar kedepan. Perputaran kepala tersebut dapat dilakukan dengan tangan penolong yang dimasukkan kedalam vagina atau dengan cunam. Apabila putaran dapat dilakukan dengan mudah, maka janin dilahirkan dengan ubun-ubun kecil di depan. Tetapi bila hal tersebut sulit atau yang melakukan pebedahan tidak berpengalaman, hendaknya putaran tersebut tidak dipaksakan dan janin dilahirkan dengan cunam dalam keadaan ubun-ubun kecil tetap dibelakang. Untuk itu perlu dilakukan episiotomy medio lateral yang cukup luas. Tetapi pada waktu dilakukan tarikan, ada kalanya terjadi perputaran secara spontan, sehingga ubun-ubun kecil berada didepan.
Pada presentasi belakang kepala, kadang-kadang kala II mengalami kemacetan dengan kepala janin sudah berada di dasar panggul dan posisi ubun-ubun kecil melintang. Keadaan ini dinamakan posisi lintang tetap rendah (deep transverse arrest). Apabila ada alamat untuk menyelesaikan persalinan dapat dilakukan ekstraksi vakum atau dilakukan ekstraksi cunam yang dipasang miring terhadap kepala miring terhadap panggul.


    Pemasangan atau penempatan daun sendok cunam yang ideal di dalam panggul
Pemasangan forsep menurut scontoni pada ocoporterior pesrsistent dilakukan sebagai berikut :
1.    Forseps dipasan melintang terhadap kepala dan melintang terhadap tulang pelvis.
2.    Forseps yang dipakai forseps kielland yang tidak mempunyai lengkungan pelvis sehingga tidak banyak menimbulkan trauma.
3.    Forseps ini dipergunakan untuk melakukan rotasi sehingga ubun-ubun kecil berkedudukan melintang kekanan atau kekiri.
4.    Selanjutnya forseps dibuka.
5.    Forseps dipasang kembali menurut lange, yaitu miring terhadap kepala bayi dan terhadap tulang pelvis.
6.    Dilakukan tarikan sambil sambil melakukan rotasi sehingga ubun-ubun kecil berada dibawah simfisis sehingga hipomoglin.
7.    Setelah hipomoglion berada dibawah simfisis, tarikan diarahkan curam kebawah sehingga berturut-turut lahir :
A.    Ubun-ubun kecil
B.    Ubun-ubun besar
C.    Muka dan akhir dagu
D.    Seluruh kepala bayi
8.    Badan anak dilahirkan secara biasa.
9.    Jika gagal melakukan rotasi manual atau forseps, dilakukan persalinan dengan forseps secara paksa dengan resiko morbiditas dan mortalitas tinggi.
Pertolongan persalinan pada kelainan putaran paksi dalam, penuh dengan resiko karena :
1.    Kesempitan panggul tengah
2.    Paksaan pertolongan dengan persalinan per vagina akan menimbulkan morbiditas dan mortalitas tinggi.
3.    Apalagi jika kedudukan kepala belum masuk H3.
Dengan demikian, seksio sesare merupakan pilihan yang paling utama untuk mencapai well born baby dan well health mother.
2007,Pengantar kuliah obstetr cetakan 1,EGC, Jakarta.






















DAFTAR PUSTAKA
Winkjosastro,hanifa (1999). ilmu kebidanan edisi 3 cetakan ke 5. yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta pusat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar